SEARCH


"ARJ Rayakan Ultah Pak Jokowi"

Juni 21, 2019

Foto; ERWIN


Jakarta, Puluhan organ relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tergabung dalam Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) menggelar acara potong tumpeng. Acara tersebut digelar untuk merayakan ulang tahun Jokowi ke-58 yang jatuh pada 21 Juni .

Acara potong tumpeng digelar di Taman Padang, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2019). Acara digelar tepat pukul 22.00 WIB.

Sejumlah relawan ARJ yang hadir ada dari Jomaku, PIPN, FOREDER, LRJ, KORNI, NINJA, Pojok Satu, SM Jamin, Rejo Jati, LPB, WLJ, BARATA NKRI, Rapernas 17, GKHN, Pelangi Nusantara (RPN), Brigade Merah Putih (BMP), Relawan Darul Ulya, KMA KITA, RNJ, Parasut, Srikandi IDF, Gemar Jokowi Indonesia dan lain-lain.

Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Para relawan berkumpul dengan mengelilingi tumpeng sambil duduk menunggu hingga waktu menunjukkan pukul 00.00 WIB. Selain tumpeng, tersedia pula kue ulang tahun.

Sambil menunggu para relawan mengelorakan yel-yel. Mereka juga menyanyi lagu Indonesia Raya, Padamu Negeri dan Maju Tak Gentar.

"Siapa kita? Siapa kita?" kata koordinator acara Eka Prasetya Handayani yang sekaligus Ketua Umum Pemuda Indonesia Pengawal Nawa Cita (PIPN) itu.

"Jokowi, Jokowi, Jokowi," jawab para relawan.

Eka Prasetya Handayani yang akrab dipanggil Tya ini mengatakan syukuran yang digelar Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) bertujuan untuk mengucapkan selamat ulang tahun sekaligus mendoakan kesehatan dan panjang umur kepada Presiden Jokowi.

"Saya mewakili koordinator ARJ bang Aidil Fitri dan Penanggung Jawab bang Haidar Alwi untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada bapak presiden kita yaitu pak Joko Widodo dan tidak lupa kami semua  relawan Jokowi yang tergabung dalam ARJ mengucapkan puji syukur atas kesehatan dan panjang umur kepada pak Jokowi serta mengucapkan selamat juga atas keberhasilan kinerja yang sudah dilakukan pak jokowi dengan amanah dan tetap memikirkan kepedulian dan kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Semoga di hari bahagia ini pak Presiden bisa menjalankan kembali tugas-tugas beliau untuk 5 tahun kedepan dengan amanah, jujur, dan menjalankan program Nawa Cita dengan baik. Kami di sini selaku relawan Jokowi yang tergabung di dalam ARJ selalu mendukung dan akan slalu mengawal semua program kerja beliau sampai 2024. Dan besok juga kita masih ada juga perayaan ulang tahun pak Jokowi di Jl. Layur Rawamangun yang akan diadakan oleh kawan-kawan kepanitiaan untuk acara halal bihalal nasional pada tanggal 7 Juli mendatang di Istora Senayan Jakarta," jelas Tya.

Senada dengan itu Kordinator ARJ Aidil Fitri, SH berharap memasuki usia 58 tahun, Jokowi tetap diberikan kesehatan dan memimpin Indonesia untuk periode keduanya dengan adil dan bijaksana.

"Semoga pak Jokowi diberi kesabaran kekuatan dalam memimpin negeri ini dan semoga menjadi presiden untuk periode 2019-2024, dan membawa bangsa kita menuju Indonesia maju, sejahtera, adil dan makmur," kata Aidil Fitri.

Haidar Alwi, MT yang menjadi Penanggung Jawab ARJ mengungkapkan, acara syukuran ultah Presiden Jokowi ke 58 ini diselenggarakan pendukung Presiden Jokowi yang tergabung dalam Aliansi Relawan Jokowi (ARJ).

"Sosok presiden yang sabar dan bijaksana diharapkan mampu merawat bangsa Indonesia yang sangat beragam adat istiadat dan agamanya, bisa menjaga kedamaian dan keutuhan NKRI serta bisa menunjukkan kepedulian kepada nasib orang kecil rakyat pinggiran Indonesia," kata Haidar Alwi.

Selain membagikan tumpeng , para relawan menyalakan lilin, dan memasang karangan bunga untuk Presiden Jokowi melalui perwakilan istana negara (Paspampres).



Daftar Relawan ARJ yang mengikuti syukuran ulang tahun Presiden Jokowi ke 58 tahun.

1.   FOREDER
2.   LRJ
3.   KOMBATAN
4.   PIB
5.   Indonesia Berani
6.   KORNI
7.   KTT
8.   NINJA
9.   Parasut
10. MTM
11. Laskar Bumi Pertiwi (LBP)
12. Rumah Muda Indonesia (RMI)
13. Emak Emak Jos
14. WLJ
15. Relawan Darul Ulya
16. Jommang
17. RAPERNAS 17
18. PROJO JATI
19. BPJW
20. CBN (CAKRA BIMA NUSANTARA)
21. RNJ
22. RELAWAN JOKOWI INDONESIA (RJI)
23. IMA JOKOWI
24. PIPN
25. GEBRAK JKW
26. Kita Alumni Jayabaya
27. BK-NKRI
28. Front Betawi Bersatu FBB.
29. Rejo99
30. GAPSI (Gerakan Pemimpin Bersih)
31. Rejo jati 1296
32. POJOK SATU
33. JOMAKU
34. KIBAR INDONESIA
35. FOR BEJO
36. Gema Jomin
37. RKM
38. TIM 88
39. LMJ
40. APD
41. FORTUNE
42. LingkaranSatu
43. DPP PERKASA
44. REJO MUDA INDONESIA/RJMI
45. PUTRA BANGSA (PBB)
46. PENA JOKOWI
47. FORKOM FEMINA
48. SALAM 01 Jari
49. LADY & GENT ORANGE
50. BRIB
51. DPP TEAM GARUDA JOKOWI (TGJ)
52. Young Celebes
53. Pemuda Jokowi Aceh
54. PERWIRA NKRI
55. Relawan Ahli Pengadaan Desa ( RLAPD)
56. Gema Suara Perjuangan Rakyat (GESPER)
57. RPN PELANGI NUSANTARA
58. WQMJ (Wirid Qolbi Menangkan Jokowi)
59. PARMONAS
60. GETAR
61. ISTIKOMAH
62. BRADER
63. JOKER
64. PRONATA
65. FORKOD R2
66. KPRI - 1
67. Solidaritas Nusantara
68. GARINDO
69. Gotong Royong Jokowi (GRJ)
70. GAS
71. SUARA NKRI for JOKOWI ( SN4J)
72. Garda Juang Indonesia
73. GAMAN
74. Srikadi IDF
75. RJN
76. BMP
77. AMB NKRI
78. Cahaya Biru Indonesia(CBI)
79. SM Jamin
80. Genarasi Nawacita (GNC)
81. PJP
82  Barisan Muda Jokowi (BMJ)
83. Kawan Sejahtera Nusantara (KSN)
84 .Relawan Indonesia
85. BAP-JOMA
86. GEMAR JOKOWI INDONESIA
87. JLN (JARINGAN LASKAR NUSA BANGSA)
88. Bejo (Bela Jokowi)
89. FORJOKOWI
90.PERJUANGAN RAKYAT NASIONALIS(PARMONAS)
91. Sedulur Jokowi
92. Relawan 01 Rajawali Emas Nusantara
93. LP3-Flobamora Indonesia
94. MUTIARA BANGSA.
95. Selendang Pertiwi
96. R BTI
97. BARATA NKRI
98. Laskar Peduli Bangsa
99. Lintas Pendukung Jokowi
100. LST SOKO TUNGGAL
101. PATMACITA
102. Relawan HI
103. BBM
104. PPJ
105. OjOl Jokowie
106. Jokowers Palembang
107. Sedulure Pakde
108. BEM Jokowi
109. Alumni SMA Bandung Ngahiji
110. ASK
111. Pakar Jokowi (Pakjo)
112. Relawan KEJORA (Kembali Jokowi Juara)
113. IPAB (Ikatan Perempuan dan Anak Bangsa)
114. Komunitas Belgi
115. GRNI
116. BNKRI PN
117. PUMKM INDONESIA
118. Jokowers Palembang
119. Sahabat Bulungan
120. SP4JKW
121. PENTER
122. Perempuan Jokowi Presidenku
123. PEMUDA INDONESIA HEBAT
124. Nasionalis Merah Putih (NASMER PUTIH)
125. Persatuan Indonesia Timur (PIT)
126. Patriot Pendukung Presiden (PAPPRES)
127. Sahabat Pelangi Nusa Bsngsa (SPN)
128. BEM JOKOWI
129. FORUM KEBANGSAAN
130. NUSANTARA BUAT JOKOWI
131. DPP PEMUDA
132. PASEBAN
133. MERAH HATI
134. Garda Relawan Jokowi
135. Jokowers Jakarta( kerJA KARya nyaTA)
136. RPK 007 For Jokowi
137. DAG
138. KN (KRESNA NUSANTARA)
139. PROJOMAC
140. FORUM INDONESIA HEBAT (FIH)
141. Srikandi WLJ
142. JKN
143. BNP
144. KASJO (Kasmaran Jokowi)
145. N4J
146.Gemar Jokowi-KMA
147. J.P.K.P/DPW J.P.K.P
148. RJI
149. Komunitas NKRI Pancasila (KNP)
150. JOKOWI ORG PAPUA (JOP90)
151. Srikandi MB
152. KITA JOKOWI
153. P2 Nusa
154. AIR (Aku Indonesia Raya)
155. R-BTP
156. GEMA NUSANTARA (GN)
157. LST SOKO TUNGGAL
158. KMA KITA
159. Gerakan Simpatisan Jokowi GERASI
160. RELAWAN MARTABAT JOKOWIMA
161. JOIN CAKRA 19 DKI JKT.


Sumber: https://www.kompasiana.com/punyacerita/5d0bb6d40d8230600c6eea23/arj-rayakan-ultah-pak-jokowi 
"ARJ Rayakan Ultah Pak Jokowi" "ARJ Rayakan Ultah Pak Jokowi" Reviewed by Lekry on Juni 21, 2019 Rating: 5

Usai Umrah dan Ziarah ke Makam Rasulullah di Madinah, Presiden Jokowi Kembali ke Tanah Air

April 16, 2019


Sebelum meninggalkan Arab Saudi, Senin siang, 15 April 2019, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama rombongan menyambangi Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

Begitu tiba di masjid, Presiden, Ibu Iriana, dan kedua putranya, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, serta rombongan terbatas melaksanakan salat sunah di Raudah.

Raudah letaknya di antara rumah Rasulullah SAW dan mighrab atau mimbar di Masjid Nabawi.

Saat di Masjid Nabawi, Presiden dan Ibu Iriana berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah SAW, Umar bin Khattab, dan Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Sekira pukul 11.00 waktu setempat, Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan menuju Bandar Udara Prince Mohammad bin Abdulaziz, Madinah.

Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan akan melanjutkan perjalanan kembali ke Tanah Air.

Turut serta mendampingi Presiden dan Ibu Iriana saat menyambangi Masjid Nabawi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel.

Madinah, 15 April 2019
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

Bey Machmudin
Usai Umrah dan Ziarah ke Makam Rasulullah di Madinah, Presiden Jokowi Kembali ke Tanah Air Usai Umrah dan Ziarah ke Makam Rasulullah di Madinah, Presiden Jokowi Kembali ke Tanah Air Reviewed by Lekry on April 16, 2019 Rating: 5

FOREDER Ikut Rapat Umum Rakyat untuk Kampanye Jokowi terakhir di GBK dan konser putih bersatu 13 April 2019

April 13, 2019
FOTO DOCUMENTATION :











FOREDER Ikut Rapat Umum Rakyat untuk Kampanye Jokowi terakhir di GBK dan konser putih bersatu 13 April 2019 FOREDER Ikut Rapat Umum Rakyat untuk Kampanye Jokowi terakhir di GBK dan konser putih bersatu  13 April 2019 Reviewed by Lekry on April 13, 2019 Rating: 5

APARAT NEGARA DAN MASYARAKAT WARAS HARUS WASPADA DENGAN AGENDA GEROMBOLAN SAKIT HATI, UNTUK MENGACAUKAN SITUASI HANKAMNAS, MENJELANG DAN SESUDAH PILPRES 2019

Januari 28, 2019



Oleh : ( Imam Masgartha Kuartanegara)



"PEMECAH BELAH NKRI DUA KALI GAGAL KUDETA, KENAPA ?"

"INI PENJELASAN MENKO MARITIM LUHUT BINSAR PANJAITAN."

Pada kesempatan ini ijinkan saya menjelaskan apa yang sedang terjadi di pemerintahan. Saya berharap penjelasan ini paling tidak dapat memberikan sedikit gambaran menjelang Pilpres 2019.

Saya membaca banyak komentar di fb ini, baik yang positif maupun negatif bahkan menghujat Presiden dan pemerintahan sekarang. Tentu semua komentar miring merupakan pelanggaran hukum yang akan ditindak lanjuti sesuai hukum yg berlaku di NKRI.
Berbagai macam gangguan stabilitas nasional selalu diluncurkan, upaya-upaya mengganggu ketertiban dan keamanan mereka lakukan dan tampaknya sudah tidak sabar lagi untuk muncul ke permukaan dan menggulingkan pemerintahan Joko Widodo sah secara konstitusional.

Golongan sakit hati ini merencanakan makar, tak tanggung-tanggung pihak ini rela merogoh kantong lebih dalam untuk suplai dana lebih besar agar Aksi pura-pura damai bisa sukses menggulingkan pemerintahan saat ini.

✔ ADA 3 tiga KELOMPOK yang sangat ingin menggulingkan  Joko Widodo, adapun pihak-pihak tersebut adalah:

❌. Pihak-Pihak yang "Kekeringan" tidak bisa Korupsi
Korupsi adalah budaya elit yang mendapatkan kedudukan bukan rahasia lagi, bukti korupsi membudaya di berbagai lini di negara ini dibuktikan dengan banyaknya para koruptor yang ditangkap oleh KPK mulai dari kelas teri sampai kelas kakap.
Para koruptor yang rela beinvestasi besar-besaran untuk mendapatkan kursi jabatan di negeri ini, investasi besar-besaran mereka terancam gagal balik modal karena pemerintahan Joko Widodo sangat ketat dalam penggunaan dan pegawasan anggaran. Paceklik berjamaah dialami oleh kelompok ini karena aksi-aksi Jokowi menutup yang bocor, bocor dan sangat efektif untuk membuat para tikus kelaparan.

❌  Orang-Orang yang Ingin membajak NKRI berdasarkan Agama
Radikalisme dan separatisme dengan alasan agama bukanlah hal baru di negeri ini, bahkan pentolan kelompok ini berani lantang tidak mengakui Pancasila yag merupakan dasar dari Negara ini.
Kelompok radikal ini sudah menunjukkan upaya-upaya mereka untuk menguasai negara ini dan membuat negara ini sesuai dengan paham mereka anut, kelompok ingin sukses menguasai negara ini seperti apa yang dilakukan oleh kelompok sejenis kelompok ini yang sukses menggulingkan pemerintahan seperti Mesir dan Turki.

❌ Pihak-Pihak yang takut terjerat Hukum
seperti kita ketahui, pemerintah Jokowi melakukan bersih-bersih sembari menggencarkan pembangunan di Negara ini, dalam upaya bersih-bersih tersebut banyak orang-orang yang merasa terancam akan terjerat hukum karena mereka sudah berbuat jahat di masa lalu, mereka yang dengan rakus menghisap dana negara dengan berbagai trik untuk menumpuk kekayaan.
Manuver Jokowi membuat pihak-pihak berdosa tersebut ketar-ketir, mereka membangun koalisi jahat dan rela memberikan suplai dana besar-besaran untuk berdemo  menggulingkan pemerintahan Jokowi, hanya dengan menggulingkan Jokowi-lah yang dapat menyelamatkan mereka dari jerat-jerat hukum rapat yang dibangun Joko Widodo.
Menggulingkan Jokowi adalah pertaruhan besar oleh kelompok ini, hanya ada dua pilihan Jokowi tumbang atau mereka yang tumbang.

Kelompok-kelompok diatas memiliki satu tujuan utama dan mendesak yaitu MENGGULINGKAN PRESIDEN JOKO WIDODO, kesamaan misi ini membuat ketiga kelompok tersebut bahu membahu agar target mereka tercapai.

Membangun Konflik SARA,
berikut bukti bahwa ada kelompok yang membangun opini negatif dan menancapkan kebencian terhadap Etnis, Suku, golongan dan Agama di dunia maya banyak website yang mungkin jumlahnya menyampai angka ribuan untuk menghembus propaganda adu domba memecah belah masyarakat.

Gambar serta video adalah bukti kecil ada gerakan dan upaya yang sangat masif dan dikerjakan dengan sangat terstruktur, berita-berita hoax yang membawa rasis dan sara  adalah faka nyata yang terjadi, upaya-upaya busuk tersebut terkonfirmasi dengan adanya propaganda anti Cina yang diluncurkan dengan coretan-coretan di berbagai sosial media menjelang Aksi demo.
Pergerakan menyebarkan propaganda ini disebarkan di berbagai sosial media, bahkan banyak anggota TNI aktif sempat termakan isu penggantian Panglima ini, kekecewaan terhadap presiden terbentuk di internal TNI, kekecewaan terhadap presiden sempat diungkapkan oleh beberapa anggota TNI pada akun sosial media Facebook.

AKSI-AKSI ADU DOMBA INI SUDAH TERCIUM OLEH PANGLIMA TNI, sang Panglima sadar banyak masyarakat sudah termakan propaganda-propaganda ini, ulasan ini adalah untuk membuka mata kita bahwa NEGARA INI SEDANG DI PECAH BELAH OLEH ORANG-ORANG DAN KELOMPOK-KELOMPOK YANG INGIN MENCAPAI KEINGINAN MEREKA
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Silahkan Sharing tulisan ini pada akun Sosial Media Anda, tunjukkan pada si pemecah belah bangsa ini BAHWA KITA ADA dan TIDAK AKAN KALAH DENGAN PROPAGANDA HOAX, FITNAH KEJI DAN KAMPANYE HITAM
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
#SAVENKRI
#SAVEINDONESIA
#JOKOWILAGI
#SALAMJEMPOL
#01JOKOWIMARUF
#INDONESIAMAJU

BERBEDA PILIHAN BUKAN DENGAN PROPAGANDA MENGACAUKAN NEGARA
APARAT NEGARA DAN MASYARAKAT WARAS HARUS WASPADA DENGAN AGENDA GEROMBOLAN SAKIT HATI, UNTUK MENGACAUKAN SITUASI HANKAMNAS, MENJELANG DAN SESUDAH PILPRES 2019 APARAT NEGARA DAN MASYARAKAT WARAS HARUS WASPADA DENGAN AGENDA GEROMBOLAN SAKIT HATI, UNTUK MENGACAUKAN SITUASI HANKAMNAS, MENJELANG DAN SESUDAH PILPRES 2019 Reviewed by Lekry on Januari 28, 2019 Rating: 5

PEMBODOHAN OLEH OPOSISI

Januari 26, 2019




SOAL UTANG
Peter F. Gontha

Ada tiga negara yang terancam bangkrut pada 2018 karena krisis moneter; Turki, Venezuela, dan Malaysia.

Seperti dilansir Reuters, Menteri Keuangan Malaysia Lim Guang Eng menjelaskan, total utang Malaysia mencapai 1.087 triliun ringgit (sekitar Rp3.500 triliun) pada 31 Desember 2017.

Kabarnya utang tersebut berhilir pada kasus mega korupsi mantan Perdana Menterinya (PM) Najib Razak beserta istri.

Nasib perekonomian Negeri Jiran pun di ujung tanduk. Warga Malaysia membuat gerakan aksi melunasi utang dengan cara iuran atau patungan. Ini dilakukan melalui sebuah situs crowdfunding. Aksi tersebut dilakukan setelah Perdana Menteri Mahathir Mohamad dengan menyerukan pemotongan gaji para menteri sebesar 10% untuk mengurangi utang yang mencapai 1 triliun ringgit. Langkah ini diikuti pula anggota parlemen pada sejumlah negara bagian di Malaysia.

Bicara utang, milik Indonesia sebenarnya tak kalah banyak, bahkan jauh lebih besar. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, pada akhir April 2018 jumlah utang luar negeri (ULN) berada di angka 356,9 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp5.000 triliun.
Uniknya, Malaysia terancam bangkrut, sementara Indonesia tidak.

Penjelasannya ada pada rasio utang negara terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Utang Malaysia memang hanya Rp 3.500 triliun. Tapi rasionya terhadap PDB lebih dari 60 persen. Sebaliknya Indonesia, meski berutang hingga Rp 5.000 triliun, namun rasio jumlah utangnya hanya 29 persen dari PDB. Dengan rasio utang yang lebih dari 60 persen PDB, hampir dipastikan Malaysia akan kesulitan dalam membayar cicilan utang tiap tahunnya. Hal ini tentu saja akan membawa efek berantai di kondisi moneter Malaysia. Kasus menggunungnya utang Malaysia ini cukup mengejutkan.

Tahun-tahun sebelumnya Malaysia jarang sekali punya utang lebih dari 300 miliar ringgit. Dikabarkan, utang yang mencapai 1 triliun ringgit itu terkait dengan dugaan kasus korupsi 1MDB (1 Malaysia Development Berhad). 1MDB semacam BUMN yang didirikan oleh mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak untuk menghimpun dana pembiayaan proyek infrastruktur Malaysia.

Indonesia Hebat!

Ada yang salah dengan cara oposisi mengkritik utang pemerintah, mengapa? Karena cerita balutan pembalut yang mereka katakan tentang utang, sebenarnya hanya ditekankan dengan "utangnya saja", tanpa memberikan edukasi lain. Semisal, Indonesia mampu membayar utang, atau setidaknya DPR yang punya wakil bernama Fadli Zon dan Fahri Hamzah itu, setuju dan tanda-tanganin utang negara. DPR bersama MPR yang dipimpin oleh Zulhas, pasti mengetahui, dan menyetujui utang pemerintah. Sayangnya, sisi ini kurang diekspos ke publik, terutama para follower oposisi.

Kita cukup mengerti saja, karena oposisi tidak punya bahan yang berkualitas dalam mengkritik pemerintah. Mereka hanya memberikan pendapat satu sisi tanpa memberikan informasi seutuhnya kepublik.

Soal utang negara, tercatat sepanjang Jokowi menjabat bertambah sekitar Rp 1.644,22 triliun. Angka itu berasal dari perhitungan jumlah utang pemerintah pada 2014 sebesar Rp 2.608,8 triliun masa SBY, kemudian menjadi totalnya saat ini 4.253,02 triliun per Juli 2018.

Jokowi berutang Rp 1.644 Triliun, tapi yang dikoar-koarkan oposisi paling sering adalah angka Rp 4.253 Triliun. Padahal, angka Rp 4 Triliun itu adalah akumulasi total utang masa SBY yang digabungkan dengan utang Jokowi. Dilihat dari sisi utang, Jokowi berutang jauh lebih kecil dibanding SBY.

Lantas sudah "jauh lebih murah" dibanding SBY, manfaat apa yang dirasakan rakyat era Jokowi? Infrastruktur jawabnya yang paling utama, dan infrastruktur ini tidak hanya dirasakan masyarakat Jawa, melainkan di seluruh tanah air. Dimulai dari air, pertanian, listrik, BBM satu harga, terhubungnya area terdepan hingga yang terisolasi, semua kini merasakan hadirnya negara.

Tidak hanya itu, ada yang luput menjadi perhatian publik. Yaitu, pemerintahan Jokowi sebenarnya selain menambah utang, juga melakukan pembayaran utang.

Total utang jatuh tempo dari 2014 hingga 2018 yang dibayarkan pemerintah mencapai Rp 1.628 triliun, yang terdiri dari pinjaman dan surat berharga negara (SBN). Pada 2014, pemerintahan Jokowi membayar utang jatuh tempo sebesar Rp 237 triliun, pada 2015 sebesar Rp 226,26 triliun, 2016 sebesar Rp 322,55 triliun, 2017 sebesar Rp 350,22 triliun dan 2018 sebesar Rp 492,29 triliun.

Negara kita berutang Rp 1.644 Triliun, namun mampu membayar hutang Rp 1.628 triliun. Artinya, utang Jokowi sejatinya cuma utang Rp 16 Triliun dalam 4 tahun kepemimpinannya. Apakah ini disebut gali lubang tutup lubang? Hanya orang bodoh yang mungkin cuma dapat uang dari mami/papinya yang bilang Jokowi gali lubang tutup lubang.

Hidup dalam berbisnis, sangat perlu modal, modal didapat dari berutang, dengan berutang pelaku bisnis bisa membeli aset, atau alat penggerak usaha, yang hasilnya nanti tentu bisa membayarkan utang dan setelahnya jadi untung. Sederhana saja, driver gojek, harus berutang membeli motor senilai Rp 20 juta, setelah dia punya motor, akhirnya si driver ini jadi tukang ojek online, yang pendapatannya 5 juta sebulan. Dalam 4 bulan, tukang ojek online tersebut dapat melunasi hutangnya yang mempunyai nilai Rp 20 juta. Sesederhana itu.

Jokowi kini, dalam kepemimpinannya 4 tahun mampu membayar utang Rp 1.628 Triliun. Sekarang Jokowi juga tidak akan menambah utang lagi, Jokowi menginginkan semua infrastrukturnya selesai dibangun. Artinya, utang pemerintah tidak akan lagi bertambah dari angka Rp 4.253 Triliun.

Kalau dalam 4 tahun bisa membayar Rp 1.628 triliun, belum lagi setiap tahunnya pendapat negara akan semakin meningkat, besar kemungkinan Indonesia bisa membayar lebih besar dari angka jatuh tempo sebelumnya, maka bisa dipastikan hanya sekitar 10 tahun Negara ini berjalan utang lunas dan Negara akan jadi untung total.

Indonesia bisa lepas dari krismon, utang bisa dibayar...
PEMBODOHAN OLEH OPOSISI PEMBODOHAN OLEH OPOSISI Reviewed by Lekry on Januari 26, 2019 Rating: 5

"MENEPUK AIR DIDULANG, TERPERCIK MUKA SENDIRI".

Januari 10, 2019


Berkacalah Dengan Fakta Sejarah, Jangan Terus Menerus Sembarangan Ngomong !

MENGAPA BUNG KARNO DILENGSERKAN DENGAN CARA FITNAH YANG SANGAT KEJI , DAN MENGAPA JOKOWI JUGA DIPERLAKUKAN SAMA DENGAN FITNAH-FITNAH YANG SANGAT KEJI JUGA ?

Ini Jawabannya:

Bung Karno dilengserkan dengan fitnah yang sangat keji untuk mengkorupsi/merampok kekayaan alam Indonesia, Jokowi diserang dengan fitna-fitnah keji juga harus dilengserkan dengan segala cara untuk mengamankan hasil korupsi/rampokan, sebab Jokowi adalah orang yang bersih dan bukan bagian dari kejahatan masa lalu dan sekarang.

Ini Penjelasan Fakta Sejarahnya:

Suharto yang telah sukses mengkudeta Bung Karno, mengirim satu tim ekonomi yang terdiri dari Prof.Dr Soemitro Djojohadikusumo, Prof. Dr Sadli dan sejumlah profesor ekonomi lulusan Berkeley University AS. Sebab itu tim ekonomi ini juga disebut sebagai ‘Berkeley Mafia’ ke Swiss. Mereka hendak menggelar pertemuan dengan sejumlah konglomerat penguasa dunia, yang dipimpin David Rockefeller.

Di Swiss, tim ekonomi suruhan Suharto ini menggadaikan seluruh kekayaan alam negeri ini ke hadapan David Rockefeler cs. Dengan seenak perutnya, mereka mengkavling-kavling Bumi Nusantara dan memberikannya kepada pengusaha-pengusaha asing tersebut.

Gunung Emas di Papua diserahkan kepada Freeport, Ladang Minyak dan Gas di Riau kepada Chevron, Ladang Minyak dan Gas di Aceh kepada Exxon, dan sebagainya masih banyak lagi yang lainnya. Undang-Undang Penanaman Modal Asing (UU PMA) tahun 1967 pun dibuat dan dirancang di Swiss, untuk menuruti apapun kehendak para pengusaha asing tersebut.

Sampai detik ini, perampokan atas seluruh kekayaan alam negeri ini masih saja terus berjalan dan dikerjakan dengan sangat leluasa oleh berbagai Korporasi Penguasa Dunia. Silahkan telusuri semua dengan fakta-fakta tak terbantahkan sebagaimana yang telah dilakukan George Aditjondro bahwa negeri ini tengah meluncur ke jurang kehancuran, dimana Suharto dan Sumitro Djojohadikusumo adalah dalang dari semua ini.

Sudah banyak sekali buku-buku ilmiah yang ditulis para cendekia baik dari dalam maupun luar negeri tentang betapa bobroknya kinerja pemerintahan di saat rezim Suharto berkuasa selama lebih kurang 32 tahun, dengan jutaan fakta dan dokumen yang tak terbantahkan.

Sebab itu, tulisan ini memaparkan fakta apa adanya tentang Suharto. Agar setidaknya, mereka yang selama ini menganggap Suharto pahlawan, harus bisa bermuhasabah dan melakukan renungan yang lebih dalam, sudah benarkah tindakan tersebut.

Fakta sejarah harus ditegakkan, siapa sebenarnya Suharto sebelum dan sesudah menjadi presiden? Suharto lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921, dari keluarga petani, karirnya diawali sebagai karyawan di sebuah bank pedesaan, walau tidak lama.

Dia sempat juga menjadi buruh dan kemudian menempuh karir militer pertama kali sebagai prajurit KNIL yang berada di bawah kesatuan tentara penjajah Belanda. Saat Jepang masuk di tahun 1942, Suharto bergabung dengan PETA. Ketika Soekarno memproklamirkan kemerdekaan, Soeharto bergabung dengan TKR.

Salah satu ‘prestasi’ kemiliteran Suharto yang sering digembar-gemborkannya semasa dia berkuasa adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 atas Yogyakarta. Bahkan ‘prestasi’ ini sengaja difilmkan dengan judul ‘Janur Kuning’ (1979) yang memperlihatkan jika serangan umum itu diprakarsai dan dipimpin langsung oleh Suharto.

Padahal, sesungguhnya serangan umum itu diprakarsai sendiri Sri Sultan Hamengkubuwono IX.  Sri Sultan Hamengkubuwono IX lah yang memimpin serangan umum melawan Belanda. Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah seorang nasionalis yang memiliki perhatian terhadap nasib rakyatnya, karena itu ia tidak mau untuk di jajah. (lihat biografi Sri Sultan Hamengkubuwono IX).

Kemudian pada 1959, Suharto yang kala itu menjabat sebagai Pangdam Diponegoro dipecat oleh A.H.Nasution dengan tidak hormat karena Suharto telah menggunakan institusi militernya untuk mengumpulkan uang dari perusahaan-perusahaan di Jawa Tengah. Suharto kala itu juga ketahuan ikut kegiatan ilegal berupa penyelundupan gula dan kapuk bersama Bob Hasan dan Liem Sioe Liong.

Untuk memperlancar penyelundupan ini, didirikan perusahaan perkapalan yang dikendalikan Bob Hasan. Konon, dalam menjalankan bisnis haramnya ini, Bob Hasan menggunakan kapal-kapal ‘Indonesian Overseas’ milik C.M. Chow.

Siapa C.M. Chow ini? Dia adalah agen ganda. Pada 1950 dia menjadi agen rahasia militer Jepang di Shanghai. Tapi dia pun kepanjangan tangan Mao Tse Tung, dalam merekrut Cina perantauan dari orang Jepang ke dalam jaringan komunis Asia.

Pada 1943, Chow ditugasi Jepang ke Jakarta. Ketika Jepang hengkang dari Indonesia, Chow tetap di Jakarta dan membuka usaha perkapalan pertama di negeri ini. Chow bukan saja membina WNI Cina di Jawa Tengah dan Jawa Timur, namun juga di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Salah satu binaannya adalah ayah Eddy Tansil dan Hendra Rahardja yang bermarga Tan. Tan yang ini merupakan sleeping agent Mao di Indonesia Timur. Pada pertengahan 1980-an, Hendra Rahardja dan Liem Sioe Liong mendirikan sejumlah pabrik di Fujian, Cina.

A.H.Nasution kala itu sudah sangat marah sehingga ingin memecat Suharto dari AD dan menyeretnya ke Mahkamah Militer, namun atas desakan Gatot Subroto, Suharto dibebaskan dan akhirnya dikirim ke SSKAD (Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat).

Selain A.H.Nasution, A. Yani juga marah atas ulah Suharto dan dikemudian hari mencoret nama Suharto dari daftar peserta pelatihan di SSKAD, yang mana hal ini membuat Suharto dendam sekali terhadap A. Yani. Terlebih Yani adalah anak kesayangan Bung Karno.

Kolonel Pranoto Rekso Samoedro diangkat sebagai Pangdam Diponegoro menggantikan Suharto. Pranoto, sang perwira 'santri', menarik kembali semua fasilitas milik Kodam Diponegoro yang dipinjamkan Suharto kepada para pengusaha Cina untuk kepentingan pribadinya.

Di SSKAD, Suharto dicalonkan untuk menjadi Ketua Senat, namun D.I.Panjaitan menolak keras dengan menyatakan dirinya tidak percaya dengan Suharto yang dinilainya tidak bisa dipercaya karena mempunyai banyak catatan kotor dalam karir militernya, antara lain penyelundupan bersama para pengusaha Cina dengan dalih untuk membangun kesatuannya, namun yang terjadi adalah untuk memperkaya dirinya.

Atas semua kejadian itu Suharto sangat sakit hati dan dendam. Bertambah lagi dendam Suharto, selain kepada A.H.Nasution, Ahmad Yani, kini D.I. Panjaitan. Aneh tapi nyata, dalam peristiwa G30S 1965, musuh-musuh Suharto, yaitu A.H.Nasution, Ahmad Yani, dan D.I.Panjaitan, menjadi target pembunuhan, sedangkan Suharto sendiri yang merupakan orang kedua di AD tidak masuk dalam daftar kematian peristiwa G30S 1965.

Dan ketika A. Yani terbunuh, Bung Karno mengangkat Pranoto Rekso Samudro sebagai Kepala Staf AD, namun Pranoto dijegal oleh Suharto sehingga Suharto yang mengambil-alih kepemimpinan AD, kemudian untuk menghindari pertumpahan darah dan perang saudara karena Siliwangi di Jawa Barat (Ibrahim Adjie) dan KKO (Marinir) di Jawa Timur, dimana telah bersumpah selalu berada di belakang Soekarno dan jika Soekarno memerintahkan untuk ‘menyapu’ bersih semua kekuatan Suharto di Jakarta, maka mereka menyatakan siap untuk berperang.

Namun untuk menghindari perang saudara serta jatuhnya korban lebih banyak lagi, Bung Karno tidak memerintahkan, jadilah Suharto sebagai KSAD.

Pasca Perang Dunia II, AS melihat Uni Soviet sebagai satu-satunya pihak yang bisa menghalangi hegemoninya atas dunia. Diluncurkanlah Marshall Plan sebagai upaya membendung pengaruh komunisme yang kian lama kian meluas, dari Eropa Timur ke arah Asia Tenggara, sebuah wilayah yang sangat strategis dari sisi perdagangan dunia dan geopolitik, juga sangat kaya raya dengan sumber daya alam dan juga manusianya.

AS sangat cemas jika wilayah tersebut dikuasai Uni Soviet. Dari semua negeri di wilayah itu, Indonesia lah negara yang paling strategis dan paling kaya raya. AS sangat paham akan hal ini, sebab itu di wilayah ini Indonesia merupakan satu-satunya wilayah yang disebut dalam Marshall Plan.

Namun untuk menundukkan Indonesia, AS jelas kesulitan karena negeri ini tengah dipimpin oleh seorang yang sukar diatur, cerdas, dan dicintai rakyatnya, dialah Bung Karno. Tiada jalan lain, orang ini harus ditumbangkan, dengan berbagai cara.

Sejarah telah mencatat dengan baik bagaimana badan agen rahasia AS yaitu CIA ikut terlibat langsung berbagai aksi pemberontakan bersenjata di Indonesia, diantaranya PRRI, PERMESTA dan pemberontakan yang lainnya. CIA juga membina kader-kadernya di bidang pendidikan (yang nantinya melahirkan Mafia Berkeley), mendekati dan menunggangi partai politik demi kepentingannya, membina sel-sel binaannya di ketentaraan (local army friend) dan sebagainya.

Setelah berkali-kali gagal menjatuhkan Bung Karno dan bahkan sampai hendak membunuhnya, akhirnya pada paruh akhir 1965, Bung Karno berhasil disingkirkan CIA lewat Suharto dengan Gerakan 30 September 1965 yang terjadi di tubuh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, yang mana dalang sebenarnya adalah Suharto dengan bantuan CIA.

Setelah peristiwa 1 Oktober 1965, secara de facto, Suharto melalui kudeta merangkaknya mulai mengendalikan negeri ini. Pada pekan ketiga Oktober 1965, Suharto menugaskan para kaki tangannya membantai mungkin jumlahnya mencapai jutaan orang.

Mereka yang dibunuh adalah orang-orang yang dituduh sebagai kader atau simpatisan komunis (PKI), tanpa melewati proses pengadilan yang fair. Media internasional bungkam terhadap semua kejahatan kemanusiaan yang luar biasa itu, karena memang AS sangat diuntungkan.

Jatuhnya Bung Karno dan naiknya Suharto dirayakan dengan penuh suka cita oleh Washington. Bahkan Presiden Nixon menyebutnya sebagai “Hadiah terbesar dari Asia Tenggara”. Satu negeri dengan wilayah yang sangat strategis, kaya raya dengan sumber daya alam, segenap bahan tambang, dan sebagainya ini telah berhasil dikuasai dan dalam waktu singkat akan dijadikan ‘sapi perahan’ bagi kejayaan imperialisme Barat.

Benar saja, November 1967, Suharto menugaskan satu tim ekonom pro-AS menemui para 'bos' Pengusaha Internasional di Swiss. Dalam bulan November 1967 menyusul tertangkapnya ‘hadiah terbesar’ (istilah pemerintah AS untuk Indonesia setelah Bung Karno jatuh dan digantikan oleh Soeharto), maka hasil tangkapannya itu dibagi-bagi.

The Time Life Corporation mensponsori konferensi istimewa di Jenewa, Swiss, yang dalam waktu tiga hari membahas strategi pengambilalihan Indonesia.

Para pesertanya terdiri dari seluruh kapitalis yang paling berpengaruh di dunia, orang-orang seperti David Rockefeller, termasuk Raksasa Korporasi Barat yang diwakili perusahaan-perusahaan Minyak dan Bank, Freeport, Chevron, Exxon, General Motors, Imperial Chemical Industries, British Leyland, British American Tobacco, American Express, Siemens, Goodyear, The International Paper Corporation, US Steel, ICI, Leman Brothers, Asian Development Bank, Chase Manhattan, dan sebagainya.”

Di seberang meja perundingan, duduk orang-orang Soeharto yang oleh Rockefeller dan pengusaha-pengusaha international lainnya disebut sebagai ‘ekonom-ekonom Indonesia yang korup’.

“Di Jenewa, Tim Indonesia terkenal dengan sebutan ‘The Berkeley Mafia’ karena beberapa di antaranya pernah menikmati beasiswa dari pemerintah Amerika Serikat untuk belajar di Universitas California di Berkeley. Mereka datang sebagai peminta-minta yang menyuarakan hal-hal yang diinginkan oleh para majikannya yang hadir.

Menyodorkan butir-butir perundingan yang dijual dari negara dan bangsanya. Tim Ekonomi Indonesia menawarkan tenaga buruh yang banyak dan murah, cadangan dan sumber daya alam yang melimpah, dan pasar yang besar.”

Ekonomi Indonesia telah dibagi sektor demi sektor.” Prof. Jeffrey Winters menyebutnya, “Ini dilakukan dengan cara yang amat spektakuler.”

“Mereka membaginya dalam lima seksi: Sektor pertambangan di satu kamar, Jasa-Jasa di kamar lain, Industri ringan di kamar satunya, Perbankan dan Keuangan di kamar yang lain lagi, yang dilakukan oleh Chase Manhattan duduk dengan sebuah delegasi yang mendiktekan kebijakan-kebijakan yang dapat diterima oleh mereka dan para investor lainnya.

Kita saksikan para pemimpin korporasi besar ini berkeliling dari satu meja ke meja lainnya, mengatakan, ‘Ini yang kami inginkan, itu yang kami inginkan, ini, ini, dan ini.’ Dan mereka pada dasarnya merancang infrastruktur hukum untuk berinvestasi. Tentunya produk hukum yang sangat menguntungkan mereka.

Belum pernah terdengar situasi seperti itu sebelumnya, dimana pemodal global duduk dengan wakil dari negara yang diasumsikan sebagai negara berdaulat dan merancang persyaratan buat masuknya investasi mereka ke dalam negaranya sendiri.

Freeport mendapatkan Gunung Emas di Papua (Henry Kissinger, pengusaha Yahudi AS, duduk dalam Dewan Komisaris). Exxon mendapatkan Minyak dan Gas di Aceh, Chevron mendapatkan Minyak dan Gas di Riau, sebuah konsorsium Eropa mendapatkan Nikel di Papua Barat. Sang raksasa Alcoa mendapatkan bagian terbesar dari bauksit Indonesia. Sekelompok perusahaan Amerika, Jepang, dan Perancis mendapatkan hutan-hutan tropis di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua.

Demikian juga sebuah undang-undang tentang penanaman modal asing yang dirancang oleh Sumitro Djojohadikusumo dan disetujui langsung oleh Soeharto, membuat strategi perampokan negara yang direstui pemerintahan Suharto.

Oleh Suharto, rakyat dijejali dengan propaganda pembangunan, Pancasila, dan trickle down effect terhadap peningkatan kesejahteraannya, tapi fakta yang terjadi di lapangan sesungguhnya adalah proses pemiskinan bangsa secara sistematis yang dilakukan oleh rezim Suharto.

Pada 12 Maret 1967, Soeharto dilantik sebagai Presiden RI ke-2. Tiga bulan kemudian, dia membentuk Tim Ahli Ekonomi Kepresidenan yang terdiri dari Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, Prof Dr. Widjojo Nitisastro, Prof. Dr. Ali Wardhana, Prof Dr. Moh. Sadli, Prof Dr. Subroto, Dr. Emil Salim, Drs. Frans Seda, dan Drs. Radius Prawiro. Seluruhnya pro kapitalisme.

Nopember 1967, Suharto mengirim tim ekonomi ini ke Swiss menemui para CEO Pengusaha  Internasional. Lahirlah UU PMA 1967 yang sangat menguntungkan imperialis Barat. Prinsip kemandirian ekonomi Indonesia yang dijaga mati-matian oleh Bung Karno, oleh Suharto dihabisi dengan menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat tergantung pada barat sebagai kekuatan kapitalis dunia.

David Ransom dalam artikelnya yang populer berjudul “Mafia Berkeley dan Pembunuhan Massal di Indonesia, Kuda Troya Baru dari Universitas-Universitas AS Masuk ke Indonesia” (Ramparts, 1970), memaparkan jika AS menggunakan dua strategi untuk menaklukkan Indonesia, tentu saja dimulai dengan menyingkirkan Bung Karno.

Pertama, membangun satu kelompok intelektual yang berpikiran Barat. Dan Kedua, membangun satu sel dalam tubuh ketentaraan yang selalu siap bekerjasama dengan AS.

Yang pertama didalangi oleh berbagai yayasan beasiswa seperti Ford Foundation dan Rockeffeler Foundation, juga berbagai universitas ternama AS seperti Berkeley, Harvard, Cornell, dan juga MIT.

David Ransom menulis, dua tokoh Partai Sosialis Indonesia, sebuah partai kecil yang berhaluan sosialis-kanan, yakni Sumitro Djojohadikusumo dan Soedjatmoko menjadi ujung tombak pembentukan jaringan intelektuil pro-Barat di Indonesia, mereka dibina oleh AS sejak akhir tahun 1949-an.

Sedang tugas kedua dilimpahkan kepada CIA. Salah satu agennya bernama Guy Pauker yang bergabung dengan RAND Corporation mendekati sejumlah perwira tinggi lewat salah seorang yang dikatakan berhasil direkrut CIA, yakni Deputi Dan Seskoad Kol. Soewarto. Dan Intel Achmad Soekendro juga dikenal dekat dengan CIA.

Lewat orang inilah, komplotan AS, mendekati militer. Suharto adalah murid dari Soewarto di Seskoad. Di Seskoad inilah para intelektuil binaan AS diberi kesempatan mengajar para perwira. Terbentuklah jalinan kerjasama antara sipil-militer yang pro-AS.

Paska tragedi 1965 dan pembantaian  rakyat Indonesia, yang dituduh komunis, dan  kelompok ini mulai membangun ‘Indonesia Baru’. Para doktor ekonomi yang mendapat binaan dari Ford kembali ke Indonesia dan segera bergabung dengan kelompok ini, di antaranya Emil Salim.

Suharto kemudian membentuk Trium-Virat (pemerintahan bersama tiga kaki) dengan Adam Malik dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Ransom menulis, “Pada 12 April 1967, Sultan mengumumkan satu pernyataan politik yang amat penting  yakni garis besar  program ekonomi rezim baru itu yang intinya menegaskan mereka akan membawa Indonesia kembali ke pangkuan Imperialis.  Kebijakan  tersebut  ditulis  oleh  Widjojo  dan Sadli.”

Ransom melanjutkan, “Dalam merinci lebih lanjut program ekonomi yang baru saja digariskan Sultan, para teknokrat dibimbing oleh AS. Kemudian saat Widjojo kebingungan dalam menyusun  program stabilisasi ekonomi, AID mendatangkan David Cole, ekonom Harvard yang baru saja membuat regulasi perbankan di Korea Selatan untuk membantu Widjojo.

Sadli juga sama, meski sudah doktor, tapi masih memerlukan “bimbingan”. Menurut seorang pegawai Kedubes AS, “Sadli benar-benar tidak tahu bagaimana seharusnya membuat suatu regulasi Penanaman Modal Asing. Dia harus mendapatkan banyak dari Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Ini merupakan tahap awal dari program Rancangan Pembangunan Lima Tahunan (Repelita) Suharto, yang disusun oleh para ekonom Indonesia didikan AS, yang masih secara langsung dibimbing oleh para ekonom AS sendiri dengan kerjasama dari berbagai yayasan yang ada.

Juni 1968, Suharto secara diam-diam dan mendadak mengadakan reuni dengan orang-orang binaan Ford, yang dikenal sebagai “Mafia Berkeley” (untuk merancangkan susunan Kabinet Pembangunan dan badan-badan penting tingkat tinggi lainnya).

Sebagai Menteri Perdagangan ditunjuk Dekan FEUI Prof.Dr. Sumitro Djojohadikusumo (Doctor of Philosophy dari Rotterdam), Ketua BPPN ditunjuk Widjojo Nitisastro (Doctor of Philosophy Berkeley, 1961), Wakil  Ketua BPN ditunjuk Emil Salim (Doctor of Philosophy, Berkeley, 1964 ), Dirjen Pemasaran dan Perdagangan ditunjuk Subroto (Doctor of Philosophy dari Harvard, 1964), Menteri Keuangan ditunjuk Ali Wardhana (Doctor of Philosophy, Berkeley, 1962), Ketua Team PMA Moh. Sadli (Master of Science, MIT, 1956), Sekjen Departemen  Perindustrian ditunjuk Barli Halim (MBA Berkeley, 1959), sedang Sudjatmoko, penasehat Adam Malik, diangkat jadi Duta Besar di Washington, posisi kunci poros Jakarta-Washington.

Tim ekonomi “Indonesia Baru” ini bekerja dengan arahan langsung dari Tim Studi Pembangunan Harvard (Development Advisory Service, DAS) yang dibiayai Ford Foundation. “Kami bekerja di belakang layar,” ujar Wakil Direktur DAS Lister Gordon.

AS segera membackup penguasa baru ini dengan segenap daya sehingga stabilitas ekonomi Indonesia yang sengaja dirusak oleh AS pada masa sebelum 1965 bisa sedikit demi sedikit dipulihkan. Mereka inilah yang berada dibelakang Repelita yang mulai dijalankan pada awal 1969, dengan mengutamakan penanaman modal asing dan swasembada hasil pertanian.

Dalam banyak kasus, pejabat birokrasi pusat mengandalkan pejabat militer di daerah-daerah untuk mengawasi kelancaran program Ford ini. Mereka bekerjasama dengan para tokoh daerah yang terdiri dari para tuan tanah dan pejabat administratif. Terbentuklah kelompok baru di daerah-daerah yang bekerja untuk memperkaya diri dan keluarganya. Mereka, kelompok pusat dan kelompok daerah, bersimbiosis-mutualisme. Mereka juga menindas para petani yang bekerja di lapangan.

Benih Orde Baru tumbuh di atas genangan darah dan tetesan air mata rakyatnya. Arah pembangunan (Repelita) didesain sesuai dengan keinginan Washington dengan mengutamakan eksploitasi segenap kekayaan alam bumi Indonesia yang dikeruk habis-habisan dan diangkut ke luar guna memperkaya negeri-negeri Barat.

Inti pergantian kekuasaan dari Bung Karno ke Suharto adalah berubahnya prinsip pembangunan ekonomi Indonesia, dari kemandirian menjadi ketergantungan. Mei 1966, Suharto mengumumkan kita Indonesia menggandeng IMF. Padahal Bung Karno pernah mengusir mereka dengan kalimatnya yang terkenal: “Go to hell with your aid!”

Semoga Fakta Sejarah Ini Jadi Pencerahan Bagi Kita!
"MENEPUK AIR DIDULANG, TERPERCIK MUKA SENDIRI". "MENEPUK AIR DIDULANG, TERPERCIK MUKA SENDIRI". Reviewed by Lekry on Januari 10, 2019 Rating: 5

Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, Perekonomian Indonesia 2018 Tetap Tumbuh Signifikan

Januari 08, 2019


Presiden Joko Widodo bersama dengan jajaran Kabinet Kerja menggelar rapat kabinet perdana di tahun 2019. Rapat paripurna yang berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 7 Januari 2019 tersebut beragendakan pembahasan seputar program dan rencana kegiatan pemerintah tahun 2019.

Di awal sambutannya, Kepala Negara menyampaikan kabar positif mengenai kondisi perekonomian nasional. Di tengah ketidakpastian global, ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh positif.

"Saya mendapatkan laporan dari Menteri Keuangan. Di tengah ketidakpastian ekonomi global alhamdulillah perekonomian nasional kita tumbuh positif. Kita perkirakan tumbuh sekitar 5,15 persen. Kemudian inflasi juga terkendali pada tingkat yang rendah, di bawah 3,5 persen," ujarnya.

Sepanjang tahun, nilai tukar rupiah juga dapat terus dijaga. Sementara realisasi APBN 2018 juga menunjukkan kinerja yang sangat sehat dan kredibel.

"Defisit, laporan terakhir yang saya terima, sebesar 1,76 persen dari PDB," kata Presiden.

Adapun pencapaian pendapatan negara sepanjang 2018 juga melampaui target APBN 2018. Penerimaan negara tahun lalu mencapai 102,5 persen dari APBN 2018, yakni mencapai Rp1.942,3 triliun.

"Belanja negara untuk mendukung target pembangunan juga sangat optimal mencapai 99,2 persen dari APBN 2018. Sekali lagi mencapai 99,2 persen dari APBN 2018," ucapnya.

Atas capaian tersebut, Kepala Negara menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajarannya atas kerja keras selama tahun 2018. Ia juga mengingatkan bahwa di tahun 2019 ini, kita masih akan menghadapi tantangan ekonomi yang tidak ringan dengan disertai gejolak ekonomi dunia dan tekanan eksternal.

"Sekali lagi saya minta konsolidasi antara sektor riil dunia usaha dengan moneter dan fiskal yang sudah dirancang bisa terkonsolidasi dengan baik sehingga langkah-langkah tegas dan konsisten dalam pengendalian impor bisa kita lakukan," tuturnya.

Presiden juga menyampaikan fokus pemerintah pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia dengan melakukan berbagai pelatihan dan perbaikan kualitas pendidikan. Selain itu, menjelang pesta demokrasi, Kepala Negara juga meminta stabilitas keamanan dan ketertiban untuk terus dijaga.

"Kita tahu di 2018 kita telah membuktikan mampu menyelenggarakan 171 pemilihan kepala daerah serentak dengan aman dan damai. Saya yakin dengan pengalaman yang ada, dengan pengalaman panjang dalam berdemokrasi, insyaallah pemilu legislatif dan pemilu presiden secara serentak di tahun 2019 ini akan berlangsung dengan aman, damai, dan demokratis," tandasnya.


Jakarta, 7 Januari 2019
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden

Bey Machmudin
Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, Perekonomian Indonesia 2018 Tetap Tumbuh Signifikan Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global, Perekonomian Indonesia 2018 Tetap Tumbuh Signifikan Reviewed by Lekry on Januari 08, 2019 Rating: 5

Diberdayakan oleh Blogger.