Nama Ketua Ulama GNPF ini adalah Yusuf Muhammad Martak
Yusuf Muhammad Martak adalah pemilik saham terbesar PT. Lapindo Brantas.
Dia punya hutang sekian Triliun (pinjaman pokok + bunga) pada Negara, terutama Pada Rezim Jokowi.
Dia di paksa berhutang dengan Jaminan seluruh aset perusahaannya PT. Lapindo Brantas pada rezim Jokowi untuk penggantian kerugian pada para Korban Lumpur Lapindo.
2019 ini, adalah batas akhir untuk dia melunasi hutangnya pada negara.
Jika tidak, maka asetnya akan disita negara.
Dia tahu Jokowi adalah orang yang tegas yang akan benar benar menyita perusahaannya jika dia tidak mampu membayar.
Kenyataannya Yusuf Muhammad Martak tidak mampu untuk membayarnya pada pemerintahan Jokowi.
Akhirnya dia pun menyusun siasat bagaimana caranya agar Jokowi tidak menyita asetnya.
Dia pun berubah menjadi Ulama
dan membentuk kelompoknya sendiri dengan sebutan GNPF.
GNPF berada pada posisi oposisi.
mereka berusaha mengumpulkan masa untuk berlawanan dengan pemerintah,
dan hasilnya terjadinya kuliah di monas 212.
Dia sangat berharap Jokowi tumbang di 2019.
Agar hutangnya tidak bisa di tagih Jokowi jika tidak terpilih lagi.
Jika Jokowi sampai menang di 2019,
maka sudah pasti aset dia akan di sita Jokowi
dan dia tidak ingin itu terjadi.
makanya dia buat dua kali Ijtima ulama dengan tujuan untuk mengalahkan Jokowi.
oleh karenanya, mari kita menangkan Jokowi 2019 nanti
agar si Yusuf Muhammad Martak menjadi orang miskin setelah kekayaannya disita negara.
*Tolong sebarkan dan viralkan biar rakyat melek*
#Yusuf Muhammad Martak
#Ini yg buat dua kali Ijtima ulama dengan 
#tujuan untuk mengalahkan Jokowi.
#Tidak bayar utang ke Negara
Biang kerok LAPINDO mendadak jadi Ulama
 Reviewed by Lekry
        on 
        
September 20, 2018
 
        Rating:
 
        Reviewed by Lekry
        on 
        
September 20, 2018
 
        Rating: 
       Reviewed by Lekry
        on 
        
September 20, 2018
 
        Rating:
 
        Reviewed by Lekry
        on 
        
September 20, 2018
 
        Rating: 
 
 


 
 
 
 
 
 
 
Tidak ada komentar: