Matematika orang kecil di Timur Indonesia



Saya Daniel terlahir menjadi anak kampung yg bertumbuh dalam kehidupan keluarga yang cukup bahagia, walaupun kami termasuk dalam keluarga kurang mampu.
Adapun kehidupan warga di kampung kami hampir semua hanyalah bertani dan nelayan. Begitu juga kehidupan keluarga kami yang bertahan hidup dari hasil "bakabong (sebutan untuk berkebun dalam dialeg Ambon) " dan melaut. Kami tidak pernah mengeluh akan kehidupan kami, tapi kami tetap bersyukur karena kami merasa hidup kami mungkin masih jauh lebih baik dari mereka yang hidup di kolong jembatan dan daerah perkumuhan. Karena kami selalu berkeyakinan bahwa hidup adalah suatu perjuangan yg harus kami lewati. "Asal ada makan dan pakaian sudalah cukup" mungkin itu kalimat yang sering diucapkan orang tua kami.

Orang tua kami selalu giat untuk berkebun dan melaut. Terkadang setelah pulang dari kebun yang jaraknya puluhan kilo bapa langsung melaut. Kadang bapa melaut tapi tak ada hasil.
"Ikan seng makan umpang (dalam dialeg ambon) " begitulah keluhan yg selalu diucapkan .

Perjuangan bertahun-tahun untuk membesarkan kami dengan harus berjalan kaki berkilo- kilo jauhnya dan bertahan dalam hujan serta angin saat melaut terkadang pulang tanpa hasil, itu semua sekarang sudah tidak lagi dirasakan.

Hasil tangkapan sekarang melimpah bahkan bisa dijual dan uangnya untuk membeli kebutuhan yang lain.
Sudah tak ada lagi keluhan yang terdengar saat pulang melaut dan tidak jalan kaki berkilo-kilo ke kebun karena sudah dibuatkan jalan setapak, sehingga akses ke kebun sudah bisa ditempuh menggunakan transportasi roda 2.

Hitung-hitungannya :

1. Hasil panen "kasbi (ketela pohon)" bisa di angkut lebih banyak karena adanya pembangunan jalan setapak yang dibuat menggunakan Dana Desa untuk mempermudah akses.
Sebelumnya hasil panen hanya bisa digotong 2 karung sekarang bisa 10 karung dalam sekali panen.
Dan bisa langsung di jual.
1 karung = 30.000
《Sebelum ada akses jalan setapak :
2 karung = 60.000/hari》
《Setelah ada jalan setapak 10 karung
= 300.000 /hari dikurangi
biaya transportasi ojek /karung =5.000, 10 karung = 50.000
Total keuntungan hasil panen 250.000 /hari》

2. Kebijakan moratorium kelautan membawa dampak yg sangat besar.
hasil tangkapan nelayan kecil melimpah dan bisa di jual.
Sehingga pasokan ikan laut di pasar tradisional tidak kosong . Pedagang ikan bisa tetap berjualan dan harga beli ikan dapat dijangkau masyarakat.

Mungkin itu sedikit kisah hidup yang saya bagikan. Mungkin lewat tulisan ini saya sebagai orang kecil, ingin mengajak kita semua untuk sedikit melihat dan menghargai perjuangan pemerintah sekarang ini, dengan semua kebijakan yang sangat Pro dengan masyarakat kecil seperti kami.
Kami orang kecil buta berpolitik tapi kami tidak buta untuk melihat dan merasakan perubahan yang telah terjadi.

Salam dari orang kecil di Timur Indonesia
Matematika orang kecil di Timur Indonesia Matematika orang kecil di Timur Indonesia Reviewed by Lekry on September 25, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar:


Diberdayakan oleh Blogger.